Penyakit HIV/AIDS
Penyakit AIDS
HIV
(human immunodeficiency virus) adalah retrovirus. HIV merupakan anggota
dari genus lentivirus, bagian dari keluarga retroviridae yang ditandai
dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari
sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. HIV dapat
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia terutama Sel T CD4+ dan
makrofaga, komponen vital dari sistem kekebalan tubuh hingga
menghancurkan atau merusak fungsi
sistem kekebalan tubuh. Infeksi dari HIV menyebabkan penurunan cepat pada sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kekurangan imun. Jadi HIV merupakan penyebab dasar penyakit AIDS.
Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia; HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika barat dan tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.
sistem kekebalan tubuh. Infeksi dari HIV menyebabkan penurunan cepat pada sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kekurangan imun. Jadi HIV merupakan penyebab dasar penyakit AIDS.
Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia; HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika barat dan tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.
Kali
ini saya akan mencoba membahas mengenai pengertian penyakit AIDS,
penyebab penyakit AIDS, Pola atau cara penularan penyakit AIDS serta
penanganan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita penyakit HIV+
atau AIDS.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Cara Penularan virus HIV AIDS1.
Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang
yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan
tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3
sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus
HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan
tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya
menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang.
Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi
HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang
berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
Kendatipun
dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV
AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk
serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada
penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh,
meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus
HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas
Gejala HIV AIDS
Apa saja Gejala HIV AIDS? Awal mula gejala seseorang terinfeksi HIV
sulit untuk diprediksi. Dalam Tahapan HIV menjadi AIDS, Gejala-gejala
yang timbul dibedakan menjadi dua yaitu Gejala Minor dan Gejala Mayor.
Berikut ini penjelasannya:
Gejala Mayor
- Mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan
- Mengalami diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
- Mengalami demam berkepanjangan dengan interval lebih dari 1 bulan.
- Mengalami gangguan sistem syaraf (nerologis) sehingga terjadi penurunan kesadaran.
- Mengalami penurunan dalam berpikir dengan baik yang mengakibatkan tidak dapat beraktivitas dengan baik (Demensia/ HIV ensefalopati).
Gejala Minor:
- Mengalami batuk menetap lebih dari 1 bulan.
- Mengalami peradangan hebat pada seluruh permukaan kulit dan menyebabkan kemerahan dan pembentukan sisik yang berat (Dermatitis Generalisata). Umumnya mengalami demam akan tetapi merasa kedinginan karena banyak panas yang hilang melalui kulit yang rusak.
- Mengalami cacar ular dengan ciri-ciri bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada kulit (Herpes Zoster) dan Kandidias orofaringeal.
- Mengalami infeksi organisme yang diakibatkan penurunan sistem imun.
- Mengalami sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin (Herpes Simplex), penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit.
- Mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening (Limfadenopati Generalisata).
- Mengalami infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.
- Mengalami Retinitis Virus Sitomegalo. Virus tersebut termasuk virus sitomegalo (CMV), yang dapat menyebabkan retinitis CMV yang mengancam penglihatan.
Cara Penularan HIV
Penularan HIV
ada berbagai macam cara. Itu semua wajib diketahui agar kita dapat
mencegah dan menghindari penularan HIV. Awamnya masyarakat mengenai
penularan HIV sangat berpengaruh pada pesatnya masyarakat yang
terinfeksi HIV.
Untuk itu mari kita simak cara-cara penularan HIV berikut ini:
Untuk itu mari kita simak cara-cara penularan HIV berikut ini:
1. Penularan HIV melalui Hubungan Badan atau Seks.
Orang yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV melalui hubungan badan
dengan cara mengeluarkan cairan pada saat berhubungan badan dapat
menularkan HIV pada pasangannya.
2. Penularan HIV melalui Jarum Suntik.
Jarum suntik yang terkontaminasi oleh Penderita HIV dapat menularkan
HIV bila jarum suntik tersebut digunakan untuk menyuntik orang lain.
3. Penularan HIV melalui Transfusi Darah.
Penularan melalui transfusi darah memiliki resiko yang paling tinggi
karena darah yang terkontaminasi dapat langsung bercampur ke dalam darah
orang yang tidak terkena HIV.
4. Penularan HIV antara Ibu dan Bayi
pada masa hamil, kelahiran dan menyusui. Penularan HIV dari ibu hamil
ke anak bisa terjadi karena adanya infeksi melewati plasenta.
Sebaiknya
kita sampaikan informasi Cara Penularan HIV diatas kepada keluarga,
teman dan masyarakat di sekitar kita, agar dapat meminimalkan
perkembangan Penularan HIV.
Pengobatan HIV
Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan
Aspek Sosial.
Aspek Medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif.
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
3. Pengobatan Antiretroviral.
Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang
berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebab
kan perburukan keadaan penderita dengan cepat.
Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan
Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat
Anabolik Steroid.
Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan.
agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tan
pa kita sadari.
Seperti
misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak
boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk
mencegah ter
jadinya penularan Toksoplasma.
begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan jamur.
|
Pencegahan infeksi oportunistik
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIV
dan AIDS.
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa
satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang.
Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan,
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebab
kan luka pada usus.
Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.
Obat : Nistatin 500.000 u per hari
Flukonazol 100 mg per hari.
pengobatan antiretroviral dimaksudkan untuk mengurangi jumlah virus di dalam tubuh. Biasanya obat antiretroviral dipakai dalam dua atau tiga kombinasi untuk mencegah resistensi.
Antiretroviral terdiri dari kombinasi golongan Nukleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI), Non-Nukleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) dan Protease Inhibitor (PI).
NRTI dan NNRTI dipakai secara bersama-sama agar tubuh semakin kuat menghambat perkembangan (replikasi) virus. Kedua golongan obat ini bekerja pada tahap awal perkembangan virus, saat proses perubahan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) menjadi Ribo Nucleic Acid (RNA). NRTI dan NNRTI menghambat terbentuknya RNA. Sedangkan antiretroviral golongan PI berfungsi menghambat terbentuknya protein baru yang bakal menjadi virus baru.
Sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi negara dengan kemampuan dana terbatas, kombinasi ARV yang dianjurkan yaitu 2 NRTI dan 1 NNRTI atau PI. Menurut dr Samsuridjal SpPD, terapi ARV yang diterapkan sekarang yaitu kombinasi tiga obat, yakni Zidovudine, Lamivudine dan Nevirapine. Ketiga obat itu digabung dalam satu tablet Zidovex-LN. Dr Samsuridjal adalah Koordinator Program Akses Diagnosis dan Terapi Kelompok Studi Khusus AIDS (Pokdisus) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM.
Untuk
menggunakan obat antiretroviral perlu dipertimbangkan gejala klinis,
jumlah limfosit, jumlah virus, dan kemampuan pasien menggunakan obat
dalam jangka panjang,"
seorang
Odha memerlukan terapi antiretroviral bila mengalami sindrom HIV akut
dan berada dalam tahap AIDS. Terhadap pasien tanpa gejala, biasanya
diperiksa daya tahan tubuhnya (limfosit/CD4). Jika jumlah
limfosit/CD4-nya kurang dari 350 sel/mm3, sementara jumlah virus (viral
load) lebih dari 55.000 kopi/ml, maka yang bersangkutan sudah harus
mendapat obat antiretroviral.
Obat
antiretroviral memiliki efek samping yang bisa ditoleransi. Menurut dr
Samsuridjal, jika muncul efek samping yang berat, maka perlu penggantian
obat.Efek samping yang sering dijumpai adalah anemia karena pemakaian AZT, gangguan saraf pusat karena penggunaan Efapirenz (EFZ), merusak hati, diare, dan kemerahan pada kulit karena pemakaian Nevirapine (NVP). Efek lain yaitu gangguan per- tukaran zat yang meliputi pembentukan dan penguraian zat organik dalam tubuh (metabolisme) yang disebabkan oleh PI. Kemung- kinan lainnya, yaitu rusaknya janin karena pemakaian EFZ.
sumber : http://abdysblog.blogspot.com/2011/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar