Pengertian Halitosis
Pengertian Halitosis (Bau Mulut), Bau mulut merupakan keluhan yang
umum dan populer di kenal sebagai nafas yang berbau menyengat, seperti
nafas bau sementara termasuk sesudah makan sesuatu, seperti bawang putih
atau bawang merah dan beberapa obat-obat, seperti Paraldehyde.Halitosis
adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan bau yang mempunyai sumber
di dalam rongga mulut atau di luar rongga mulut.
Terjadinya Halitosis
Halitosis dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis dan patologis
yang berasal dari rongga mulut atau intra oral dan faktor- faktor
sistemik atau ekstra oral. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di
Amerika Serikat, penyebab utama halitosis sebagian besar (90%) adalah
karena faktor-faktor yang melibatkan rongga mulut. Perlu ditekankan
bahwa halitosis bukanlah suatu penyakit, tetapi dianggap sebagai gejala
dari penyakit sistemik tertentu. Namun bukan berarti bahwa setiap bau
yang tidak sedap menandakan adanya suatu penyakit tertentu.
Tindakan pencegahan dan perawatan pada halitosis antara lain
- Menyikat Gigi
Sebaiknya gigi disikat dua kali sehari. Gigi disikat dengan bulu
sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil. Hindarkan pemakaian bulu
sikat yang kasar karena bulu sikat yang kasar dapat menyebabkan resesi
gingiva.Penyikatan gigi sebaiknya menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor untuk mencegah karies gigi sekaligus. ( Dentika Dental Journal,
Vol 13 )
- Menggunakan Benang Gigi ( Dental Floss )
Benang gigi (
dental floss) digunakan untuk membersihkan
celah gigi yang sempit yang tidak dapat dicapai dengan sikat gigi. Hal
ini dilakukan dengan cara memotong benang kira-kira sepanjang 40 cm,
kemudian diputarkan di kedua jari tengah kanan dan kiri. Benang
dimasukkan ke celah diantara gigi dan ditahan dengan ibu jari agar kuat
dan tidak lepas ketika dilakukan gerakan seperti menggergaji. Tindakan
ini sebaiknya dilakukan satu kali sehari, namun bila memungkinkan
dilakukan dua kali sehari. Setelah tahap ini diperbolehkan kumur sampai
bersih atau dibilas dengan air. ( Dentika Dental Journal, Vol 13)
- Membersihkan Lidah
Permukaan lidah dibersihkan dengan cara menyikat lidah dua kali sehari menggunakan sikat gigi atau alat khusus pembersih lidah (
tongue scrapper). Permukaan lidah disikat dengan lembut dan perlahan agar lidah tidak luka. Sambil lidah dijulurkan ke depan, tempatkan
tongue scrapper
sejauh mungkin ke belakang lidah, selama masih tahan, sambil ditarik ke
depan dan ke bawah dengan tekanan ringan. Gunakan kain/kertas tissue
bersih atau air mengalir untuk membersihkan
tongue scrapper. Ulangi prosedur ini 2-4 kali sampai seluruh permukaan dibersihkan. (Djaya, 2000)
- Penggunaan Obat Kumur
Obat kumur digunakan paling sedikit sekali sehari. Waktu yang paling
tepat menggunakan obat kumur adalah sebelum tidur karena obat kumur
memberikan efek antibakteri selama tidur saat aktivitas bakteri penyebab
bau mulut meningkat. Obat kumur yang mengandung alkohol dapat
mengakibatkan mulut kering dan apabila digunakan dalam waktu lama dapat
menyebabkan mukosa mulut terkelupas. Oleh karena itu, sebaiknya
menggunakan obat kumur non-alkohol seperti yang mengandung sodium
sakarin. Penggunaan tidak perlu terlalu berlebihan, kurang lebih 10-15
ml sudah cukup untuk membasahi seluruh permukaan mulut. Kumur
sekurang-kurangnya 1-2 menit. Jangan kumur langsung dari botol, karena
apabila tersentuh ludah, bahan akan terkontaminasi, sehingga bahan aktif
selebihnya di dalam botol dapat menjadi rusak, akibatnya tidak berguna
lagi untuk pemakaian selanjutnya. (Pintauli, 2008)
- Diet Sehat
Diet sehat dilakukan dengan memakan makanan segar berserat seperti
sayuran dan mempunyai konsistensi kasar yang dapat membantu membersihkan
dorsum lidah, menghindari memakan makanan yang menimbulkan bau, serta
banyak minum air putih setiap hari. Baru-baru ini, penelitian di Jepang
melaporkan bahwa yogurt tanpa gula dapat mengurangi senyawa penyebab
halitosis. Hal ini dibuktikan dengan dijumpai penurunan level senyawa
hidrogen sulfida sampai 80% setelah mengkonsumsi 90 gram yogurt setiap
hari selama 6 minggu. Selain itu, hasil penelitian di Amerika menunjukan
bahwa
polifenol (seperti
catechin dan
theaflavin), senyawa yang terkandung dalam teh juga dapat menghambat pertumbuhan bakkteri penyebab halitosis.
Catechin terkandung dalam teh hijau maupun teh hitam sedangkan
theaflavin
lebih dominan pada teh hitam. Mengurangi konsumsi makanan dengan
protein tinggi. Kunyahlah permen bebas gula (non-kariogenik) khususnya
apabila mulut terasa kering. Banyak minum air dalam sehari. Menghindari
konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan yang dapat menurunkan aliran
saliva. ( Dentika Dental Journal, Vol 13 )
- Penanganan Oleh Tenaga Profesional
Apabila karies, penyakit periodontal atau infeksi mulut lainnya yang
menyebabkan timbulnya halitosis, maka diperlukan penanganan khusus oleh
tenaga profesional, misalnya melakukan penambalan, skeling atau tindakan
penyerutan akar gigi (
root planning). Selain itu, dokter gigi akan mencabut sisa akar bila
radiks atau akar gigi yang menyebabkan timbulnya halitosis. (Pintauli, 2008)
- Rujukan
Jika kecurigaan penyebab di dalam mulut sudah diatasi, tetapi
halitosis masih ada, maka perlu diwaspadai kemungkinan adanya penyakit
yang tidak berkaitan dengan masalah gigi dan mulut seperti penyakit
sistemik. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk pasien ke dokter
spesialis untuk menanganinya. ( http://repository.usu.ac.id )
sumber :
Djaya , A., 2000, HALITOSIS : Nafas Tak Sedap, Penerbit : PT. Dental Lintas Mediatama, Jakarta
Anonym. Tersedia pada
http://repository.usu.ac.id Informasi diakses pada tanggal 09 0ktober 2011
Anonym. Tersedia pada
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf) diakses pada tanggal 07 0ktober 2011
Anonym.Tersedia pada
http://www.animatedteeth.com/bad_breath/t2_causes_of_bad_breath.htm diakses pada tanggal 06 Oktober 2011
Anonym.Tersedia pada
www.dentist.net/halimeter.aspdiakses pada tanggal 06 Oktober 2011
Jaya,Agus. Halitosis.2000.Jakarta : Dental Lintas Mediatama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar