Selasa, 01 Mei 2012

Halitosis (bau mulut)

Pengertian Halitosis Pengertian Halitosis (Bau Mulut), Bau mulut merupakan keluhan yang umum dan populer di kenal sebagai nafas yang berbau menyengat, seperti nafas bau sementara termasuk sesudah makan sesuatu, seperti bawang putih atau bawang merah dan beberapa obat-obat, seperti Paraldehyde.Halitosis adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan bau yang mempunyai sumber di dalam rongga mulut atau di luar rongga mulut.

Terjadinya Halitosis
Halitosis dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis dan patologis yang berasal dari rongga mulut atau intra oral dan faktor- faktor sistemik atau ekstra oral. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Amerika Serikat, penyebab utama halitosis sebagian besar (90%) adalah karena faktor-faktor yang melibatkan rongga mulut. Perlu ditekankan bahwa halitosis bukanlah suatu penyakit, tetapi dianggap sebagai gejala dari penyakit sistemik tertentu. Namun bukan berarti bahwa setiap bau yang tidak sedap menandakan adanya suatu penyakit tertentu.

Tindakan pencegahan dan perawatan pada halitosis antara lain
  1. Menyikat Gigi
Sebaiknya gigi disikat dua kali sehari. Gigi disikat dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil. Hindarkan pemakaian bulu sikat yang kasar karena bulu sikat yang kasar dapat menyebabkan resesi gingiva.Penyikatan gigi sebaiknya menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor untuk mencegah karies gigi sekaligus. ( Dentika Dental Journal, Vol 13 )
  1. Menggunakan Benang Gigi ( Dental Floss )
Benang gigi (dental floss) digunakan untuk membersihkan celah gigi yang sempit yang tidak dapat dicapai dengan sikat gigi. Hal ini dilakukan dengan cara memotong benang kira-kira sepanjang 40 cm, kemudian diputarkan di kedua jari tengah kanan dan kiri. Benang dimasukkan ke celah diantara gigi dan ditahan dengan ibu jari agar kuat dan tidak lepas ketika dilakukan gerakan seperti menggergaji. Tindakan ini sebaiknya dilakukan satu kali sehari, namun bila memungkinkan dilakukan dua kali sehari. Setelah tahap ini diperbolehkan kumur sampai bersih atau dibilas dengan air. ( Dentika Dental Journal, Vol 13)
  1. Membersihkan Lidah
Permukaan lidah dibersihkan dengan cara menyikat lidah dua kali sehari menggunakan sikat gigi atau alat khusus pembersih lidah (tongue scrapper). Permukaan lidah disikat dengan lembut dan perlahan agar lidah tidak luka. Sambil lidah dijulurkan ke depan, tempatkan tongue scrapper sejauh mungkin ke belakang lidah, selama masih tahan, sambil ditarik ke depan dan ke bawah dengan tekanan ringan. Gunakan kain/kertas tissue bersih atau air mengalir untuk membersihkan tongue scrapper. Ulangi prosedur ini 2-4 kali sampai seluruh permukaan dibersihkan. (Djaya, 2000)
  1. Penggunaan Obat Kumur
Obat kumur digunakan paling sedikit sekali sehari. Waktu yang paling tepat menggunakan obat kumur adalah sebelum tidur karena obat kumur memberikan efek antibakteri selama tidur saat aktivitas bakteri penyebab bau mulut meningkat. Obat kumur yang mengandung alkohol dapat mengakibatkan mulut kering dan apabila digunakan dalam waktu lama dapat menyebabkan mukosa mulut terkelupas. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan obat kumur non-alkohol seperti yang mengandung sodium sakarin. Penggunaan tidak perlu terlalu berlebihan, kurang lebih 10-15 ml sudah cukup untuk membasahi seluruh permukaan mulut. Kumur sekurang-kurangnya 1-2 menit. Jangan kumur langsung dari botol, karena apabila tersentuh ludah, bahan akan terkontaminasi, sehingga bahan aktif selebihnya di dalam botol dapat menjadi rusak, akibatnya tidak berguna lagi untuk pemakaian selanjutnya. (Pintauli, 2008)
  1. Diet Sehat
Diet sehat dilakukan dengan memakan makanan segar berserat seperti sayuran dan mempunyai konsistensi kasar yang dapat membantu membersihkan dorsum lidah, menghindari memakan makanan yang menimbulkan bau, serta banyak minum air putih setiap hari. Baru-baru ini, penelitian di Jepang melaporkan bahwa yogurt tanpa gula dapat mengurangi senyawa penyebab halitosis. Hal ini dibuktikan dengan dijumpai penurunan level senyawa hidrogen sulfida sampai 80% setelah mengkonsumsi 90 gram yogurt setiap hari selama 6 minggu. Selain itu, hasil penelitian di Amerika menunjukan bahwa polifenol (seperti catechin dan theaflavin), senyawa yang terkandung dalam teh juga dapat menghambat pertumbuhan bakkteri penyebab halitosis. Catechin terkandung dalam teh hijau maupun teh hitam sedangkan theaflavin lebih dominan pada teh hitam. Mengurangi konsumsi makanan dengan protein tinggi.  Kunyahlah permen bebas gula (non-kariogenik) khususnya apabila mulut terasa kering. Banyak minum air dalam sehari. Menghindari konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan yang dapat menurunkan aliran saliva. ( Dentika Dental Journal, Vol 13 )
  1. Penanganan Oleh Tenaga Profesional
Apabila karies, penyakit periodontal atau infeksi mulut lainnya yang menyebabkan timbulnya halitosis, maka diperlukan penanganan khusus oleh tenaga profesional, misalnya melakukan penambalan, skeling atau tindakan penyerutan akar gigi (root planning). Selain itu, dokter gigi akan mencabut sisa akar bila radiks atau akar gigi yang menyebabkan timbulnya halitosis. (Pintauli, 2008)
  1. Rujukan
Jika kecurigaan penyebab di dalam mulut sudah diatasi, tetapi halitosis masih ada, maka perlu diwaspadai kemungkinan adanya penyakit yang tidak berkaitan dengan masalah gigi dan mulut seperti penyakit sistemik. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk pasien ke dokter spesialis untuk menanganinya.  ( http://repository.usu.ac.id )

sumber :
Djaya , A., 2000, HALITOSIS : Nafas Tak Sedap, Penerbit : PT. Dental Lintas Mediatama, Jakarta
Anonym. Tersedia pada http://repository.usu.ac.id Informasi diakses pada tanggal 09 0ktober 2011
Anonym. Tersedia pada http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf) diakses pada tanggal 07 0ktober 2011
Anonym.Tersedia pada http://www.animatedteeth.com/bad_breath/t2_causes_of_bad_breath.htm diakses pada tanggal 06 Oktober 2011
Anonym.Tersedia pada  www.dentist.net/halimeter.aspdiakses pada tanggal 06 Oktober 2011
Jaya,Agus. Halitosis.2000.Jakarta : Dental Lintas Mediatama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar